Minggu, 16 Januari 2011

Pemuda Dan Risalah Islam

PENDAHULUAN

Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo. Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.

Di dalam Al Qur’an, peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi (18:9-22), kisah pemuda Ibrahim (21:60,69 dan 2:258) dan pemuda dibunuh oleh Ashabul Uhdud (lihat tafsir Ibnu Katsir Q.S. Al Buruuj) dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW, sebagai berikut: “Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebellum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” (H.R. Al Baihaqi)


SEPULUH RISALAH PEMUDA
  1. Memahami Islam
    Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam (35:28, 58:11)
    “Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikanlah dalam agama.” (H.R. Bukhari-Muslim)
    Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrulloh dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” (H.R. At Tirmizi)

  2. Mengimani segenap ajaran Islam
    Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba’ (mengikuti) rasul-Nya (3:31, 53:3-4).

  3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
    Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79).
    “barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (H.R. Muslim)

  4. Berjihad dijalan Islam
    Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam :

    a. Jihad Lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW. (5:62)
    b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (49:15, 9:111). Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
    c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuatan dan jiwa (22:39, 2:190, 8:39, 9:36). Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontakan atau pembangkangan atas negara Islam.
    d. Jihad Siyaasi atau jihad politik.
    e. Jihad Tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam (3:79)

  5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9)
    Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqamah. “Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” (H.R. Abu Nu’aim)

  6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
    Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lainnya saling mengokohkan,” (Al hadist)

  7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam
    Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien (3:146)

  8. Optimis terhadap masa depan Islam
    Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis (12:87, 15:56).

  9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan
    Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (13:11).
    Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” (H.R. At Tirmizi)

  10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
    Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.
    Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka,” (H.R. An Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash)

Minggu, 26 Desember 2010

Laser Suporter Malaysia Malapetaka Bagi Timnas Indonesia


Bumi, Bekasi (26/12) _ Akibat gangguan sinar laser Laga pertama Final Piala Asean Football Federation (AFF) 2010 di Stadion Bukit Jalil Malaysia membawa malapetaka bagi Tim Merah Putih.

Awalnya di babak pertama hingga pluit istirahat skor masih imbang 0-0, setelah jeda istirahat di menit 53 pertandingan babak kedua terjadi insiden ganguan cahaya laser yang mengganggu penglihatan penjaga gawang Tim Merah Putih Markus Haris Maulana.

Akibat insiden gangguan cahaya laser tersebut pria yang kerap disapa Markus tersebut melakukan protes hingga akhirnya wasit sempat menghentikan pertandingan selama beberapa menit, saat pertandingan terhenti terjadi letusan petasan yang meluncur ke tengah lapangan dari arah tribun pendukung Tim Malaysia.

Beberapa saat kemudian karena wasit meyakini bahwa tidak akan terjadi lagi insiden serupa, wasit Toma Masaaki kembali meminta kedua Tim untuk melanjutkan permainan.

Insiden yang mengakibatkan pemain Timnas Indonesia terganggu konsentrasinya, ternyata juga mempengaruhi pola permainan hingga merubah skor akhir menjadi 3-0 untuk kemenangan Malaysia. (dan*)

Selasa, 21 Desember 2010

Nonton Bareng Perempat Final AFF

Bumi
Bumi, Depok 19/12/10__ Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang  Bekasi yang sedang melaksanakan Latihan Kader (LK) 1 di graha insan cita (GIC) mengadakan acara nonton bareng pertandingan semi final sepak bola piala Asean Federation Foot Ball (AFF) antara Indonesia melawan Filiphina.


Acara yang dilaksanakan di lantai 3 aula Graha Insan Cita (GIC) Depok tersebut dimulai pukul 19.00 s/d 21.30. Selain dihadiri oleh anak-anak cabang dan komisariat. Terlihat juga mantan ketua umum Korps HMI Wati (Kohati) Cabang Bekasi periode 2008/2009, Eliza.

Madun, salah satu peserta nonton bareng menuturkan " makna pertandingan kali ini adalah kemenangan. Hal ini dikarenakan sudah lama masyarakat Indonesia menantikan kemenangan pada Timnas merah putih".

Acara Nonton bareng berlangsung seru dengan riak sorak riang penonton. Terlebih ketika Cristian Gonzales menjebol gawang timnas Filiphina dengan tendangan keras dari luar kotak pinalti . Pertandingan berakhir dengan skor 1-0 untuk Indonesia. (*sev)

Senin, 13 Desember 2010

Adipura untuk Rakyat Bekasi


Piala Adipura

Buletin Mahasiswa Islam (BUMI), Bekasi (12/12) _ Bakti sosial membersihkan Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi sebagai cerminan Kota peraih Adipura di awali dengan apel pagi di dalam area lapangan sepak bola Gelanggang Olahraga (GOR) Bekasi pada minggu pagi tadi.

Apel yang di pimpin langsung oleh Walikota Bekasi, Mochtar Muhamad di hadiri oleh sekitar seribu orang dari berbagai elemen masyarakat dan beberapa organisasi di Kota Bekasi. 

"Piala adipura adalah hasil perjuangan masyarakat Kota Bekasi, tidak ada hubungannya Adipura dengan korupsi, hati-hati dengan persaingan politik dan saya siap jika dijadikan tumbal adipura" ucapnya saat memberikan sambutan pada apel kegiatan bakti sosial tersebut. Usai melaksanakan apel Walikota dan  elemen masyarakat langsung menuju Jalan Ahmad Yani untuk memulai kegiatan bakti sosial.

Sejak Walikota Bekasi di tetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan penyalahgunaan APBD dalam meraih Piala Adipura ternyata hal tersebut  memunculkan respon dari sebagian kalangan masyarakat yang memnganggap Piala Adipura adalah hasil keringat masyarakat. Respon di tunjukan  melalui media masa ataupun sepanduk-sepanduk yang bertuliskan "Adipura Milik Masyarakat Kota Bekasi".

Politis atau tidak, usaha meraih Piala Adipura memang melibatkan masyarakat Kota Bekasi, permasalahan korupsi ini sebaiknya di serahkan kepada instansi berwenang, dalam hal ini adalah KPK yang menangani kasus tersebut. (dan*)

Jumat, 10 Desember 2010

HMI mengugat Oknum LDK Unisma

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bekasi menggugat kepada senior salah satu kader LDK Unisma yang telah mencemarkan nama baik HMI cabang Bekasi kepada para mahasiswa unisma yang mengikuti Daurah I (Diklat) LDK pada tanggal 3-5 Desember 2010 di Bogor. kami kader HMI mengecam kepada oknum tersebut........ kepada kader-kader HMI cabang Bekasi Untuk menyikapi permasalahan tersebut.......

Kamis, 09 Desember 2010

Latihan Kader I Komisariat FAI HMI Cabang Bekasi

Himpunan Mahasiswa Islam Creation
Sehubungan dengan diadakannya penerimaan anggota baru Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bekasi pada :

Hari          : Kamis

Tanggal     : 16 -20 Desember 2010

Tempat     : Graha Insan Cita, Depok

Dengan ini kami membuka kesempatan bagi yang berminat mengikuti pelatihan kader I HMI. kegiatan di ikuti secara GRATS!!!!
Demikianlah informasi ini kami sampaikan semoga bermanfaat.

Panitia Pelaksana
Ardi : 085710030687

Selasa, 07 Desember 2010

PERKUAT PERBATASAN DAN INFRASTRUKTUR PERBATASAN PAPUA

Profil : Adhyp Gelang Bersama Anak-anak Papua
         Bumi, Bekasi (8/12) _ Menjelang Sinar pagi menyinari di perbatasan Indonesia dengan Papua Nuguinea, Aktifitas masih samar-samar dengan sedikit penduduk Pribumi beraktifitas, namun Petugas Perbatasan dari TNI siap sedia berkeliling dan berjaga-jaga di Pos Perbatasan.
          Perrjalanan  ke tanah papua banyak memberikan arti dan pelajaran yang cukup berarti dan cukup mengelus dada, komunikasi di suatu pagi terjalin dengan salah seorang TNI yang bertugas di perbatasan  dan sekitarnya, kejujuran yang sangat penulis hargai, ia bercerita mulai dari penghasilan, tempat tinggal, Tupoksi sampai urusan keluarga.
          Di bawah komando Pangdam 17 Cendrawasih, kesetiaan seiring waktu berjalan tetap dinikmati, resiko adalah konsekuensi bertugas namun kesimpulan yang penulis ambil dari percakapan renyah pagi itu, tugas berat dan biaya hidup yang cukup mahal tak dapat membuat mereka nyaman tinggal di perbatasan, biaya sekolah sampai urusan perut keluarga, pendidikan dengan kualitas rendah, hingga tugas ganda menjadi TNI dan guru sekolah karena keterbatasan jumlah guru disana. Pengabdian yang berat namun tak diperhitungkan, asupan gizi yang terbatas dengan kesederhanaan nyaris mendekati garis kemiskinan, namun loyalitas sebagai Abdi Negara tak surut sedikitpun.
            Sebuah cerita menarik keseharian TNI mengandalkan konsumsi dari ketersediaan makanan dari dapur umum, jika stok habis, maka mie instan menjadi andalan pengisi perut, menyiasati hal tersebut biasanya mereka menjadi petani karena keadaan. Salah seorang petugas berangkat membeli bahan kebutuhan di pasar yang jaraknya kurang lebih 3 s/d 4 jam perjalanan, mereka membeli ayam dan sayur mayur, yang aku pikir mereka akan makan enak minimal seminggu sekali tersaji daging, ternyata praduga saya salah, ayam yang mereka beli dipasar hanya untuk menjadi ayam petelur peliharaan, yang telurnya akan dibuat bahan makanan mereka. Dalam hatiku berkata : Bagaimana kekuatan TNI dapat maksimal jika asupan gizi tidak memadai.
            Melalui uji materi dan pencarian fakta lapangan penulis dapat mengasumsikan bahwa peran serta pemerintah pusat dalam memperhatikan Aparat TNI dan petugas di perbatasan sangat lemah, kesejahteraan dilihat dari tempat tinggal dan kesediaan rumah tinggal bagi Petugas yang belum menikah dan yang sudah memiliki sanak keluarga sangat minim bahkan tidak ada fasilitas rumah dinas, mereka tersebar di rumah kontrakan yang jauh dari tempat mereka bertugas dengan biaya yang tidak murah.
Biaya hidup ditanah papua yang melebihi ibu kota jakarta, mialnya harga segelas kopi di Jakarta, seharga Rp.2000 s/d Rp.3000 pergelas, namun di papua bisa mencapai Rp.5000 s/d Rp.10.000, harga mie instan sudah tersaji dijakarta seharga Rp.3000 s/d Rp.4000, di papua mie instan tersebut seharga Rp.13.000 s/d Rp.15.000 semangkuk, fakta lain didaerah Yaukimo waimena harga bensin dapat mencapai Rp.100.000/liter (seratus ribu) dan kenyataan lainnya untuk ke kabupaten lain mereka harus menggunakan  pesawat terbang, hal tersebut dikarenakan  keterbatasan akses jalan darat, hingga kehidupan mereka (TNI dan Pribumi) seolah terisolasi dengan kondisi yang ada.
Sebenarnya tidak ada alasan bagi Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah dengan alasan klasik, yakni kondisi alam yang berbukit-bukit dan banyak hutan disekitarnya yang selalu menjadi alasan, padahal contoh kecilnya sudah banyak di wilayah Indonesia lain, seperti wilayah jawa barat, sumatera utara, dan wilayah lainnya di pulau jawa, kondisi geografis yang sama dapat dijadikan  parameter pembangunan infrasruktur di papua khuusnya dan setiap wilayah yang ada di perbatasan Indonesia pada umumnya, Aneh tapi nyata, pemerintah pusat selalu mengelak jika dikatakan gagal dalam pembangunan, padahal fakta sudah dihadapkan didepan mata mereka.
Kondisi alam yang subur dan kaya, ironi jika Papua masih dapat dikatakan tertinggal, menurut catatan kontrak karya 1 hingga Kontrak karya 2, yang berisi tentang perjanjian kerjasama penambangan emas, pihak feeport menyatakan hingga Kontrak karya 2 freeport telah mengeksplorasi 2,5 milyard ton emas dari tanah papua, namun menurut keyakinan pribumi yang bekerja pada Freeport quota melebihi angka yang disodorkan Freeport kisaran 30 milyard sd 50 milyard ton emas, seberapapun jumlahnya jika disumbangkan satu ton emas yang sebanding dengan 1000 kg emas, maka pembangunan akses jalan darat lintas kabupaten dan wilayah dapat terealisasi, sayangnya hal tersebut tidak terjadi, hingga kini masyarakat papua seperti miskin di tengah emas belantara.
Kasus pembodohan dan kebohongan public dan pemerintah oleh Freeport belum diselesaikan dengan baik, punishment dari pemerintah pusat kepada pihak Freeport belum Nampak jelas, nilai pembagian hasil eksplorasi bumi papua yang kini di persentasikan 1% menjadi 3,5% masih  dinilai sangat tidak manusiawi, masalahnya dahulu Freeport mengaku bahwa yang mereka tambang adalah tembaga, hingga pada beberapa waktu lalu kota mimika diubah menjadi tembagapura, ironinya hanya segelintir orang yang dapat menikmati hasil dari Freeport itupun sangat minim, bahkan masyarakat Papua yang masih memegang teguh adat hingga kini belum menikmati kekayaan alamnya sendiri, padahal pemerintah punya hak dan kekuatan untuk mencabut izin eksplorasi Freeport dan mengekplorasi sendiri kekayaan alam bumi Papua, monopolistic pengelolaan tambang emas terjadi namun pemerintah masih diam membisu.
fakta berikutnya dilapangan, jika di pulau jawa, dan sulawesi pendulang emas hanya menambang pasir emas karena hanya pasir emas yang tersedia, namun tidak demikian di papua, diatas permukaan tanah di pegunungan, pasir emas sangat mudah ditemukan, sudah dapat  dipastikan bahwa didalamnya terdapat emas batangan yang berlimpah, dimana ada tanah merah disitu emas berada, sangat keterlaluan jika perkembangan papua tidak dapat direalisasikan, hal ini sangat memungkinkan menjadi salah satu penyebab pembentukan organisasi sparatisme di tanah papua.
           Solusi terbaik adalah dengan memberikan pelayanan khusus bukan sekedar bahasa otonomi khusus, sehingga masyarakat papua baik pribumi maupun pendatang dapat merasakan perhatian yang lebih, sehingga rasa nasionalisme muncul dan bangga menjadi bagian dari bangsa ini, papua yang mandiri, agar mampu menjadi kebanggaan sebagai wilayah percontohan di negeri ini, percepatan perubahan wilayah yang tertinggal menuju kota berkembang. Tidak ada lagi teriakan merdeka karena mereka dapat merasakan perubahan. (Glang AP)